BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Selasa, 08 Desember 2009

ugjiuj

]-->

Dalam hitungan zaman, dunia kita dikatakan memasuki era millennium ketiga dan memasuki zaman post industri. Namun tentu saja, jauh dari kenyataan jangankan memasuki era post Industri, bahkan untuk menikmati jalan yang nyaman saja masih banyak daerah-daerah pelosok Indonesia yang belum tersentuh aspal sama sekali. Seandainya dunia maya telah masuk ke tengah-tengah daerah yang belum terkena aspal tersebut dan ditanya daerah mana saja, barang kali akan sangat banyak yang ‘mengacungkan tangan’ dan protes kepada pemerintah, mengapa pembangunan itu selalu di kota-kota besar.


Eiits tapi tidak begitu juga sih, walaupun pemerintah belum menurunkan aspalnya ke daerah yang jauh berpelosok, atau seorang teman sering berkelakar dan menganalogikan daerah pegunungan yang curam dengan sebutan “negeri dimana langit bisa disentuh”, atau dalam bahasa sundanya teman saya mengatakan,“wah langit oge tinggal ngajul atuh didieumah”, bukan berarti pemerintah tidak memperhatikan daerah yang seolah jauh dari peradaban tersebut. Salah satunya adalah daerah Curug Muncar. Saya berkesempatan mengunjungi Desa Curug Muncar sekitar akhir tahun 2008 dalam rangka survey Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).


Curug Muncar adalah sebuah tempat atau lebih tepatnya sebuah Desa dengan dua Rukun Warga yang berada di wilayah pemerintahan Kecamatan Petungkriono Kabupaten Pekalongan. Perjalanan dapat ditempuh dari Kota pekalongan sekitar 2 s.d. 2,5 Jam perjalanan menggunakan sepeda Motor, entahlah jika menggunakan mobil. Belum ada akses angkutan umum ke desa curug muncar, begitupun dengan ojeg dari pekalongan.


Sampai saat ini Curug Muncar sama sekali belum teraliri listrik dari PLN, barangkali karena lokasinya yang sulit dijangkau, saat itu saja saya harus menggunakan ojeg ke daerah Curug Muncar dengan perjalanan yang cukup melelahkan karena jauhnya. Kemudian saat kembali ke Penginapan di Pekalongan harus jalan kaki karena hujan dan jalanan licin sehingga motor pun tidak bisa digunakan, bahkan pengojek pun kadang-kadang menuntun motornya.


Walaupun Curug Muncar belum teraliri listrik PLN namun bukan berarti masyarakat Curug Muncar tidak bisa menikmati tayangan televise, bahkan beberapa penduduk ada yang memiliki alat pendingin (kulkas). Ini dikarenakan masyarakat Curug Muncar tidak betah menunggu kebaikan dari pemasangan kabel PLN, sehingga memacu masyarakat untuk kreatif menciptakan kincir air yang menghasilkan listrik bagi masyarakat sendiri. Kincir ini merupakan hasil swadaya masyarakat setempat.


Sesuai dengan arus informasi yang masuk kepada masyarakat Curug Muncar

0 komentar: